Sunday, December 28, 2008

catatan menjelang penghujung tahun

Sudah hampir mendekati penghujung tahun 2008. Begitu banyak catatan yang terlupakan, yang tidak tercatat dan mungkin hanya sekelebat direnungkan.

2008 mungkin menjadi tahun terbaikku, tahun dimana banyak pencapaian, banyak berkat (dan cobaan juga pastinya), dan kalau bisa dikatakan tahun dimana aku merefleksikan diri untuk lepas dari "zahir" ku; sulit ku percaya tapi ini terjadi. Aku lepas dari Zahir ku. Melegakan.

Pernah suatu ketika di pertengahan 2008 aku menjalin hubungan yang kukira akan membawaku kearah yang lain. Dan ternyata masih sama, ketidakberfungsian masih saja terjadi. Dan aku sekali lagi terluka. Dan sekali lagi belajar.

Pernah lagi disuatu masa di tahun 2008 aku bertemu dengan beberapa pribadi baru yang mengingatkanku akan betapa "abu abu" nya dunia ini. Tidak ada yang sungguh sungguh hitam, dan tak ada yang sungguh sungguh putih. Serba diantaranya.

Tuhan juga bekerja dalam hidupku. Dengan keluargaku. Melalui abangku. Bahkan mendekati akhir 2008 ini, mamak ku bilang kalau bapak ku sudah kembali berdoa kepada Tuhan. Mulai kembali ber-Rosario dan secara pribadi bapak ku menjalin komunikasi yang intim dengan Dia melalui saat teduh. Bukan kah ini luar biasa?

Aku mulai melihat terang menuju mimpi ku. Dimulai dengan diterimanya aku bergabung bersama "jaket biru" pada awal October 2008, dan beberapa kolega yang membantuku untuk memulai karya ku ini.

Kepindahan ke ibukota Jakarta juga tak luput dari bahan renungan ku di penghujung tahun ini. Sekali lagi, untuk yang ketiga kali nya secara berturut turut, aku tidak berada di kota medan bersama kedua orangtuaku untuk merayakan natal ataupun tahun baru. Tapi aku rasa kita semua pasti punya pembenaran untuk setiap tindakan kita bukan?
Dan pembenaran ku adalah, sejujurnya, aku tidak punya pembenaran untuk diungkapkan, karena sesungguhnya tidak ada satu alasan pun yang kutemui cukup benar untuk digunakan dalam hal ini.
Tapi, ketidak hadiranku ditengah kedua orangtuaku setidaknya memperbaiki kualitas komunikasi antara aku dan mereka. Mungkin hal ini tidak akan dimengerti oleh oranglain. Tapi biarlah. Karena dua manusia yang kucintai melebihi aku mencintai hidupku, mengerti. Dan hanya itu yang kubutuhkan.

Sungguh, secara garis besar, mendekati masa akhir 2008 ini telah banyak pergelutan yang terselesaikan. Yang awalnya terlihat sangat berat dan serasa tidak memiliki pemecahan, akhirnya dapat kulewati dan aku masih bisa tersenyum di akhir hari.

Bagaimana 2009 ku nanti?
akan kah petualangan itu dapat kuselesaikan ...
akan kah mimpi dan ambisi itu terpenuhi ...
yang jelas, aku telah belajar untuk menjadi lebih rendah hati di 2008 ...
aku telah belajar bahwa aku hanya sebutir pasir yang tidak membawa arti diantara lautan pasir sahara ..
semoga pengalaman yang telah kulewati membantuku untuk melihat lebih bijak lagi ...

Wednesday, December 10, 2008

...

Pembicaraan seru saat makan siang tadi membuatku sedikit bertanya dalam hati.

"kemana teman semasa EsDe ku dulu?"



YSY bilang klo AMK ada reunian siang ini dengan teman masa SD nya dulu. Ketemu di facebook, trus janjian deh makan siang bareng. Trus aku bertanya dalam hati, kemana kiranya teman semasa SD ku dulu ??



AMK yang seangkatan bapak ku aja msh terkoneksi dengan teman2 nya di esde, lhaaaa kok aku gak konek dengan teman teman ku waktu esde ya..



jangan jangan mereka engga ingat dengan aku ya? mengingat i was nobody at that time.. this time juga masih nobody sih!

i was the freak kid in the corner.. selalu pindah sekolah (seingatku ada 3 sekolah waktu esde) dan sangat pendiam. Sepertinya aku tidak punya teman bermain selain teman yang juga bermain dengan abangku.

mungkin orang orang sewaktu esde hanya mengingat aku sebagai "adik nya si micky" yg suka ngekor abang nya kemana mana..yang cuma berani main diluar kalo abangnya juga diluar..yang lebih banyak diam di kamar

instead of me as my self.



menyedihkan.